Gangster (2015): Laga dan Drama di Tengah Dunia Hitam Jakarta

Gangster (2015) adalah film aksi Indonesia yang disutradarai oleh Fajar Nugros. Dirilis pada 27 Agustus 2015, film ini menggabungkan elemen laga, drama, dan sedikit komedi, serta menampilkan pertarungan brutal di bawah langit Jakarta. Film ini kini dapat disaksikan di platform streaming Vidio .

Sinopsis: Perjalanan Jamroni Mencari Jati Diri

Dari Desa ke Dunia Gelap Jakarta

Cerita berfokus pada Jamroni (Hamish Daud), seorang pemuda dari desa kecil di lereng Gunung Merapi yang merantau ke Jakarta untuk mencari cinta masa kecilnya, Sari (Eriska Rein). Namun, perjalanan Jamroni tak semudah yang dibayangkan. Ia terjebak dalam konflik antar geng besar di Jakarta yang keras dan penuh bahaya .

Pertemuan dengan Berbagai Karakter

Selama perjalanannya, Jamroni bertemu dengan berbagai karakter unik, seperti Ben (Dwi Sasono), seorang gangster veteran yang membantunya, dan Lilis (Dian Sastrowardoyo), seorang wanita misterius yang memiliki hubungan dengan Sari. Pertemuan ini membawa Jamroni semakin dalam ke dalam dunia gangster Jakarta yang penuh intrik dan kekerasan .

Kekuatan dan Kelemahan Film

Adegan Laga yang Memukau

Salah satu daya tarik utama film ini adalah adegan laga yang intens dan memukau. Kehadiran Yayan Ruhian, seorang ahli bela diri, menambah kualitas pertarungan dalam film ini. Meskipun bukan sebagai penata adegan laga, Yayan Ruhian memberikan kontribusi besar dalam menciptakan adegan aksi yang seru dan menegangkan .

Akting yang Kuat dari Para Pemain

Para pemain utama seperti Hamish Daud, Dwi Sasono, dan Dian Sastrowardoyo memberikan penampilan yang kuat dan meyakinkan. Dwi Sasono, yang dikenal dengan kemampuan aktingnya yang serba bisa, berhasil memerankan karakter gangster veteran dengan baik. Dian Sastrowardoyo, yang pertama kali bermain di genre aksi, menunjukkan kemampuan akting yang solid meskipun perannya terbatas .

Cerita yang Kurang Mendalam

Meskipun film ini menawarkan aksi yang seru, cerita yang disajikan terasa terlalu simpel dan kurang mendalam. Beberapa kritikus merasa bahwa film ini lebih fokus pada adegan laga daripada pengembangan karakter dan alur cerita yang kuat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *